Entri Populer

Jumat, 27 Januari 2012

FF: STILL WAIT YOU SAY (Chapter 7A)

STILL WAIT YOU SAY (Chapter 7A)

Author: Rahma Fitri Al-Hakiim
Pict by: @rahmafitrialhakiim
Genre: Romance
Cast:
-Lee Jieun (IU)
-Lee Taemin (SHINEE)
-Yoo Seungho
-Suzy (Bae Suji miss a)
Annyeong Semuanya....!! ^o^
Akhirnya dengan susah payah aku berhasil juga nyelesaiin chapter ini....ekekkekek XD
Ya udah langsung ajah Cekidot! :-P
NB: Jangan lupa LIKE and COMMENTNYA yak...! ^_^

Happy readers...^^

“ Nappeun yeoja…!”, bentakku dengan penuh amarah.
“Miane Jieun-ah…., Cheongmal miane…”, ucap Suzy dengan wajah sendu dan menatapku dengan rasa bersalah.
“Tolong mengertilah aku Jieun-ah, jika kau berada di posisiku kau pasti juga akan berbuat hal yang sama sepertiku…..”, lanjutnya lagi.
“Setidaknya aku tidak akan memaksakan perasaanku dan merelakanya pergi untuk gadis yang benar-benar dia cintai….”, jawabku datar tapi dengan penuh penekanan. Sekarang aku sungguh jijik dengan gadis ini, aku tak mengira dia akan melakukan hal yang rendah seperti itu dan betapa sakitnya Taemin selama ini.
“Jieun-ah cheongmal miane…..”, ucap Suzy lirih.
“Jebbal pergilah….. saat ini aku sedang ingin sendiri”, jawabku yang sama sekali tak melihat ke arahnya.
Suzy pun perlahan keluar dari kamarku sambil terus mengucapkan kata maaf dari mulutnya. Dan ketika sosoknya telah hilang dari balik pintu, tangisku mulai pecah. Selama ini aku selalu merasa dirikulah yang tersakiti, aku sama sekali tidak pernah memikirkan perasaan Taemin. Aku terisak dalam sunyi memikirkan betapa sakitnya perasaan Taemin selama ini, Taemin hanya berusaha untuk berterimakasih kepada Suzy yang telah membuatnya tetap bisa melihatku, tapi aku malah membalasnya dengan kebencian. Aku segera menyeka air mataku dan berlari keluar kamar menuju ke sebuah taman berharap Taemin masih ada di sana.
Aku melihat sosok Taemin dari belakang yang terlihat masih asik memandang langit malam. Aku berlari kencang ke arahnya dan memeluk tubuhnya dari belakang. Taemin yang terkejut berusaha melepaskan pelukanku tapi aku malah semakin memeluknya erat.
“Ya Jieun-ah apa yang kau lakukan cepat lepaskan, sesak tahu..”, ucap Taemin yang masih saja beusaha melepaskan pelukanku.
“Andwe, aku tidak akan melepaskanya….”, tolakku keras kepala.
“Sebenarnya apa yang terjadi padamu?”, tanya Taemin yang terlihat heran melihat tingakahku.
“Jebbal tolong biarkan aku memelukmu…. Sebentar saja….”, aku memohon dengan air mata yang perlahan mulai keluar.
“Ya Jieun-ah ada apa denganmu?”, tanyanya yang semakin penasaran.
“Apa tidak ada yang ingin kau katakan padaku?”, ucapku dengan suara bergetar.
“Apa maksudmu?”, tanyanya kembali.
“Aku sudah tahu semuanya….”, jawabku lirih. Dan Taemin hanya bisa terdiam wajahnya pun menegang.
 “Selama ini aku tidak tahu bagaimana perasaanmu kepadaku, kau selalu saja membuatku menebak isi hatimu. Jadi bisakah kau mengatakanya sekarang? Jebbal jangan membuatku menunggu terlalu lama Taemin-ah. Aku akan menerima apapun yang kau katakan….”
“Miane Jieun-ah….”, ucap Taemin dengan suara yang sangat kecil nyaris tak terdengar olehku. Kemudian kurenggangkan pelukanku sehingga Taemin dengan mudah melepaskanya dan menghadapkan tubuhnya ke arahku. Aku hanya bisa membisu.
“Maafkan aku telah membuatmu menunggu terlalu lama, aku tidak bisa membalas perasaanmu padaku. Aku tidak bisa meninggalkan Suzy saat ini Miane….”. Taemin memberi kecupan singkat di keningku sebelum ia pergi meniggalkanku sendiri.
Aku hanya bisa terdiam mematung, kata-kata Taemin masih terus terngiang dalam pikiranku. Aku masih tidak percaya pada apa yang ia katakan barusan, tapi aku harus menepati ucapanku untuk menerima segala keputusanya. Aku sungguh tak berdaya mengahadapi situasi ini, dan berusaha meyakinkan hatiku bahwa inilah akhir dari penantian panjangku. Air mataku mulai mengalir deras hingga sesorang menepuk pundakku dari belakang.
“Ya Jieun-ah kau masih belum tidur? Apa yang kau lakukan di sini?”, tanya Seungho padaku.
“Ani, hanya ingin mencari udara segar…..”, jawabku berusaha menstabilakan suara dan menyeka air mataku.
“Ya! Kau menangis? Apa si brengsek Taemin itu lagi yang membuatmu menangis?”, tanyanya dengan berapi-api.
“Apa yang harus aku lakukan Seungho-shi……?, selama ini aku hanya memikirkan perasaanku saja”, jawabku dengan air mata yang tak bisa berhenti mengalir.
“Ya… apa maksudmu Jieun-ah?”, tanyanya kembali dengan raut wajah bingung tak tahu apa yang sedang aku bicarakan.
Aku pun menceritakan semuanya pada Seungho, tentang betapa sakitnya hati Taemin selama ini. Seungho dengan cepat merengkuhku ke dalam pelukanya mencoba untuk menenangkanku, dan tangisku semakin menjadi.
“Gwenchana Jieun-ah gwenchana……”, ucap Seungho lembut sambil membelai rambut hitam panjangku yang sejenak membuat hatiku tenang.
***********
 Sinar matahari pagi menyelinap dari balik jendela memaksaku untuk membuka mata. Perlahan kubuka mataku yang terasa sangat berat karena menangis semalaman. Kulangkahkan kakiku malas menuju kamar mandi untuk membasuh muka, aku menatap bayangan wajahku yang terpantul di cermin, terlihat mataku yang bengkak terlalu banyak mengeluarkan air mata. Aku segera membuka pintu kamarku begitu terdengar suara ketukan pintu dengan mata yang masih setengah terpejam dan aku membelalakkan mataku terkejut ketika Suzy tiba-tiba memelukku.
“Annyeong Jieun-ah….”, sapanya ramah seolah tak terjadi apa-apa.
“Ya! Apa yang kau lakukan Suzy-ah? Cepat lepaskan!”. Dengan kasar aku melepaskan pelukanya.
“Aku tidak peduli jika kau membenciku Jieun-ah…….”, ucapnya lirih padaku dengan mata yang mulai berkaca-kaca.
“Apakah itu artinya kau tidak akan melepaskan Taemin untukku?”, tanyaku dengan nada berat.
“Miane Jieun-ah aku tidak bisa melepaskanya…..”, jawabnya dengan air mata mulai mengalir.
“Ya! Apa maksudmu tidak akan melepaskanya Suzy-ah?”, tanyaku kembali. Kali ini aku sungguh sangat marah mendengar jawaban darinya.
“Walaupun aku tahu Taemin tidak akan pernah menyukaiku aku akan tetap mempertahankanya”, ucap Suzy sambil menyeka air matanya.
Perlahan air mataku mulai mengalir, aku tahu aku tidak bisa melakukan apa-apa untuk Taemin. Aku menatap Suzy pasrah karena ia tak mau melepaskan Taemin untukku, sekarang apa yang harus aku lakukan?.
“Jebbal Suzy-ah lepaskanlah Taemin untukku….”, aku memohon kepada Suzy dengan terisak, tapi Suzy malah memalingkan wajhnya dariku.
“Miane Jieun-ah aku tidak bisa melakukanya…..”, jawab Suzy lirih.
“Jebbal….”, tangisku mulai menjadi dan tanganku dengan cepat meraih tangan Suzy kemudian menggenggamnya erat.
“Seungho dan Taemin sudah menunggumu di meja makan, jadi segeralah turun untuk sarapan. Dan segeralah kemasi barang-barangmu karena hari ini kita akan kembali ke Seoul”, jelas Suzy yang kemudian melepas paksa genggaman tanganku dan perlahan pergi meninggalkanku yang masih berdiri tertegun kaku.
***********
Suasana di ruang makan sungguh tidak menyenangkan, tidak ada yang memulai pembicaraan hanya terdengar suara denting garpu dan sendok. Kami berusaha menikmati sarapan pagi kami dengan suasana yang sunyi sampai Seungho memulai pembicaraan.
“Ya Suzy-ah setelah ini kau akan melanjutkan ke universitas apa?”, tanya Seungho pada Suzy.
“Emmm aku rencananya akan kembali ke Jepang untuk melanjutkan sekolah ke universitas Tokyo dengan Taemin oppa”, jawabnya semangat dengan senyuman khasnya yang sontak membuatku terkejut setengah mati.
“Apa? Kalian akan kembali ke Jepang?”, ucap Seungho yang juga terkejut mendengar jawaban Suzy. Sekilas Seungho melirik ke arahku untuk melihat reaksiku.
“Em iya, kami akan melanjutkan kuliah di sana karena ayahku memintaku untuk segera kembali ke Jepang begitu aku lulus dari SMA”, jelas Suzy panjang lebar.
“Oh begitu rupanya….”, ucap Seungho.
“Oh iya kalau kau dan Jieun akan melanjutkan kuliah ke mana?”, tanya Suzy pada Seungho.
“Kami rencanaya akan melanjutkan ke universitas Han Guk, kebetulan jurusan yang kami inginkan semua ada di sana. Lalu kapan rencanaya kau akan kembali ke Jepang?”
“Kalau semuanya lancar kami akan berangkat besok lusa, aku dan Taemin akan kembali ke Seoul sebentar untuk mengurus semuanya”, jawab Suzy yang seketika membuatku berhenti mengunyah makananku. Rasanya jantungku akan segera berhenti dan Taemin dengan santai tetap tenang memakan sarapanya tanpa sedikitpun melihat ke arahku.
“Mwo? Apa tidak terlalu terburu-buru Suzy-ah?”, tanya Seungho terkejut.
“Aniya, kami sebenarnya sudah mempersiapkanya sejak lama….”, jawabnya santai.
“Aku sudah selesai makan, aku akan kembali ke kamar untuk mengemasi barang-barangku”, jawabku datar mencoba menahan air mataku yang sudah mau keluar. Aku tidak tahan lagi mendengar semua ini, aku pun berlari meninggalkan mereka menuju kamarku.
Aku mengunci pintu kamarku dan menangis sejadi-jadinya. Aku tidak memperdulikan suara ketukan pintu yang keras memintaku untuk mebukakanya.
“Ya! Jieun-ah Gwenchana?! Cepat buka pintunya!”, teriak Seungho memohon agar aku mau membukakan pintu untuknya.
“Gwenchana Seungho-shi, tolong tinggalkan aku…..”, jawabku lirih di tengah isakanku.
“Ya! Jieun-ah kau tidak boleh berbuat seperti itu padaku….., jebbal biarkan aku menemanimu Jieun-ah….”, jawab Seungho yang masih saja mengetukku pintu kamarku dengan keras.
Aku melangkah gontai menuju pintu kamarku dan membukanya pelan yang disambut cepat dengan pelukan Seungho. Seungho memelukku erat yang membuatku terkejut, aku mencoba melepaskanya tapi dia malah mengeratkan pelukanya padaku.
“Jebbal Jieun-ah jangan menanggungnya sendirian….. aku masih ada untukmu…..”, ucap Seungho lembut.
“Seungho-shi?”
“Menangislah jika itu membuatmu sedikit lebih baik….”, kata Seungho yang semakin mempererat pelukanya dan tangisku mulai pecah.
Malam itu kami menaiki pesawat menuju Seoul, selama perjalanan aku hanya bisa diam sambil sesekali melirik ke arah Taemin yang sedang asik mendengarkan music dari headsetnya dan Suzy yang tengah tertidur damai di pundak Taemin. Selama satu jam akhirnya kami tiba di bandara Incheon Seoul, Seungho dengan baik hati mengantarku pulang ke rumah.
“Segeralah tidur dan tenangkan pikiranmu”, kata Seungho padaku sesaat sebelum aku masuk ke dalam rumah.
“Ne, gomaweo Seungho-shi….”, jawabku singkat dengan senyum pahit.
Aku segera merebahkan tubuhku di kasurku yang nyaman dan berusaha mengenyahkan Taemin dari pikiranku. Beberapa saat kemudian aku pun terlelap dalam mimpi.
***********
“Yoboseo, Taemin-ah ada yang harus kubicarakan padamu sekarang, kutunggu kau di tepi sungai Han”, ucap Seungho padaku di telepon genggamnya.
Aku segera menemuinya di tepi sungai Han, dan kulihat sosoknya sudah berada di sana, aku pun segera menghampirinya.
BHUAG!!!

-To be Continued-
-EITSSS...... jangan lupa like n commentnya......!! XD

Tidak ada komentar:

Posting Komentar