Entri Populer

Kamis, 11 Agustus 2011

FF: STILL WAIT YOU SAY (Chapter 2)


Annyeong..... chinggu...!! XD
Nie SWYS yang chapter 2......
ya udah langsung ajah.... cekidot... XP
N jangan lupe buat like ma commentxa yaaa..... ^^


Happy readers :-)


STILL WAIT YOU SAY (Chapter 2)
cats:
-Lee Jieun (IU)
-Lee Taemin (SHINEE)
-Yoo Seungho
-Suzy (Bae Suji miss a)

“Assa!, kenalkan namaku Bae Suzy...., aku bersekolah di Daeyoung High School yang tak jauh dari sini...”, celotehnya dengan senyumnya yang amat cantik.
“Ohh arayo....., nan Lee Jieun imnida...., tapi apa sebenarnya hubungan kalian berdua??”, akhirnya kutanyakan juga pertanyaan yang sedari tadi mengelilingi otakku.
“Taemin oppa tak memberitahumu Jieun aaa?, kami sebenarnya adalah....”, taemin dengan sigap berhasil membungkam mulut Suzy yang belum sempat melanjutkan kata-katanya, dengan telapak tangan Taemin yang besar.
Suzy meronta-ronta berusaha memberontak perlakuan Taemin, Suzy yang jengkel akhirnya menggigit telapak tangan Taemin yang sontak membuat Taemin melepaskan telapak tanganya yang membungkam mulut Suzy dan meringis kesakitan.
“Aww!!, hey Suzy aaa! Sakit tau...!”, Taemin membentak Suzy dengan amarahnya yang meluap-luap, hingga membuat lima lipat kerutan didahinya.
“Chagiya...!, mau sampai kapan kau menyembunyikanya?!”, Suzy yang juga dibaluti amarah berganti membentak Taemin dengan suaranya yang cukup lantang.
            Aku bengong melihat mereka asik bertengkar beradu argumen-argumen yang pedas, aku hanya berfikir tidakkah bibir mereka lelah beradu argumen dalam waktu yang cukup lama.
“Sudahlah terserah apa maumu!”, Taemin akhirnya mengalah dari perdebatan yang cukup sengit ini. Aku melihat, perdebatan ini cukup menguras energi Taemin yang sudah mulai berkeringat.
“Baiklah...., apa salahnya sih jika aku dari awal memberi tahu Jieun?. Temanmu kan temanku juga...”, dengan senyum yang mengembang diwajahnya, Suzy berbicara penuh kemenangan. Taemin yang kalah dalam perdebatan menatap Suzy pasrah.

“Jieun aaa....., sebenarnya aku dan Taemin oppa sudah berpacaran selama satu tahun.......
Apa Taemin oppa tidak pernah memberitahumu?, padahal kelihatanya kau akrab sekali dengan Taemin oppa...”, dengan tampang polos, Suzy berusaha agar aku tahu bahwa Taemin sudah menjadi kekasihnya.
            Deg!, rasanya jantungku hampir berhenti berdetak dan spontan membuat mataku terbelalak tak percaya dengan semua yang dikatakan Suzy. Pacar?! Satu tahun?!, aku terus berpikir keras  bahwa apa yang dikatakan Suzy hanyalah kebohongan. Aku menatap Taemin tajam yang balas menatapku dengan ekspresi membenarkan semua yang dikatakan Suzy. Aku terdiam terpaku masih tidak bisa menerima kenyataan, Taemin sudah memilih Suzy sebagai kekasihnya.
 END FLASH BACK

Taemin hanya menatapku bingung melihat aku berlari meninggalkanya. Raut wajah Suzy pun bertanya-tanya kenapa aku keluar dengan berlari dan menangis. Sebenarnya aku aku kesal karna Taemin tidak menyusulku atau setidaknya menahanku pergi. Apa mungkin dia tidak pernah menyukaiku dan memilih Suzy untuk menjadi kekasihnya?, tapi apa arti ciumanya waktu itu?. Aku bertanya-tanya pada diriku sendiri yang masih terus berlari.
            Lelah karena terus berlari akhirnya aku berhenti dan duduk di bawah pohon yang rindang. Di tempat inilah tersimpan banyak kenangan bersama Taemin, aku masih mengingat betul bagaimana kami tertawa bersama sambil menatap langit yang biru dengan awan-awan yang berbentuk semua imajinasi kami. Ingatan itu membuatku terbuai dalam kebahagiaan yang sesaat. Tak terasa air mataku mulai membasahi pipiku yang mulai kering mengingat kenanganku bersama Taemin.
“Gwenchanayo Jieun aaa?”, terdengar suara seseorang yang lantas mengagetkanku dan membuatku cepat-cepat berpaling ke arahnya.
“Seung ho-shi apa yang sedang kau lakukan disini?”, tanyaku pada Seungho sambil berusaha menghapus air mataku. Aku tidak ingin terlihat lemah di hadapan orang lain termasuk Seungho sahabat karibku sendiri. Tapi seberapa keras aku berusaha untuk menutupi kesedihanku semakinku jatuh dalam keterpurukan yang amat dalam.
Seungho mengangkat wajahku yang tertunduk dengan kedua tanganya hingga wajah Seungho sejajar dengan wajahku. Seungho yang terlarut dalam suasana haru membuatnya juga tak mampu membendung air matanya, dia menatapku intens dengan matanya yang buram karena di penuhi air mata.

“Jieun aa jangan kau tutupi lagi kesedihanmu, kau tahu...., itu akan membuatmu terlihat semakin buruk..... Menangislah jika kau ingin menangis Jieun aa...”, dengan suara yang bergetar Seungho kemudian membalikkan badanya.
“Jieun aa menangislah sepuasmu...! hingga air matamu tidak bisa mengalir lagi....!”, Seungho meminjamkan punggunya padaku sebagai tempat untuk menumpahkan semua rasa sakit hatiku.
            Aku meraih punggung Seungho dengan kedua tanganku. “Taemin aaa dasar NAMJA BRENGSEK...!!. Jika kau tegas kepadaku, aku tak akan menunggumu selama dua tahun yang sia-sia..... Aku yang terlalu naif begitu mengharapkanmu menyukaiku...!!”, aku menangis sejadi-jadinya sambil memukul-mukul punggung Seungho dan tak hentinya aku memaki-maki Taemin yang membuat harapanku musnah di hari yang seharusnya menjadi hari terindah dalam hidupku.
*******
Aku merebahkan tubuhku di atas kasurku yang nyaman, berusaha memejamkan mataku yang lelah karena menangis. Kata-kata Suzy masih terngiang di telingaku yang membuatku tak bisa memejamkan mata ini. Menerima kenyataan Taemin sudah memilih Suzy menjadi kekasihnya dan mengabaikan perasaanku padanya masih terasa amat sulit bagiku. Aku mungkin telah salah mengartikan sikap Taemin yang selalu membuatku terbang ke awan. Aku tak bisa membayangkan mimik wajah apa yang harus kutunjukkan pada Taemin besok.
Kulangkahkan kakiku yang malas menuju sekolah, bertemu dengan Taemin setelah kejadian kemarin sangat membuatku tidak nyaman. Akankah dia tersenyum padaku? Atau dia akan mengabaikanku kerena sudah memiliki Suzy?, berjuta pertanyaan terselip di benakku yang membuat pikiranku tak karuan. Tak terasa aku sudah tiba di depan gerbang sekolahku, langkahku ragu untuk memasukinya, aku terdiam cukup lama di depan gerbang sampai seseorang membuyarkan lamunanku.
“Jieun aa kenapa tidak masuk?”, Seungho menepuk pundakku dan menunjukkan mimik penuh tanda tanya.
“Anio Seung ho-shi, kaja….”, jawabku gugup yang kemudian menarik paksa lengan Seungho memasuki gerbang sekolah.
Sesampainya di depan pintu kelas langkahku terhenti melihat sepasang mata teduh menatapku intens yang membuatku ragu untuk masuk kekelas.
“Waeyo… Jieun aaa?”, tatapan Seungho heran dan spontan membuat langkahnya juga terhenti. Yang kemudian sadar melihatku sedang beradu mata dengan Taemin.
“Gwenchana Jieun aaa, cepat atau lambat pada akhirnya kau juga akan bertemu denganya...... Tentukan sikapmu dari sekarang, jika kau tidak lagi menyukainya bersikaplah tegar dan menerima kenyataan yang ada. Namun jika kau masih menyimpan rasa sukamu pada Taemin, jangan pernah berhenti untuk menggapai hatinya, tunjukkan padanya bahwa dirimulah yang terbaik.............. Araso?”, jelas Seungho yang sedikit berbisik ditelingaku.
“Ne.... arayo... Seung ho-shi, aku akan mencobanya”, jawabku mantap.
“Hemm, aku akan selalu berada disampingmu Jieun aaa”.
“Gomaweo Seung ho-shi.....”, aku tersenyum manis pada Seungho yang sudah membuang semua keraguanku.
“Gwenchana..........”, Seungho membalas senyumanku dan kemudian berjalan meninggalkanku sambil melambaikan tanganya.
            Aku melangkahkan kakiku dengan mantap memasuki kelas, Taemin yang sedari tadi menatapku dengan mata teduhnya berhasil kuabaikan dengan sempurna. Aku berusaha bertingkah seolah tak terjadi apa-apa, tapi sikap apa yang harus aku pilih? Aku sangat membenci Taemin tapi aku juga menyukainya dan rasa ini tak mudah hilang dalam waktu singkat. Aku sama sekali tak bisa berkonsentrasi saat Kim songsemnim menjelaskan tentang bab statisika, pikiranku masih dipenuhi dengan pilihan yang membuatku bimbang. Aku bernafas lega setelah bel berdering tanda pelajaran Kim songsemnim usai,  yang sedari tidak bisa kucerna dengan baik.
“PLOK!”. Aku sangat terkejut seseorang tiba-tiba menepuk punggungku yang ternyata itu Seungho. “Seung ho-shi! Sakit tau...!”, bentakku dengan bibir manyun.
“Miane Jieun aaa..... aku hanya ingin iseng sedikit padamu... heheheh ”, Seungho meringis nakal.
“Waeyo....?, tumben sekali kau main kekelasku?”, aku menatapnya penuh selidik.
“Sebenarnya ada yang ingin kutanyakan padamu...... Ini coba lihatlah...aku mendapatkanya gratis dari pamanku”, Seungho memberikan secarik kertas berupa tiket nonton bioskop padaku. Aku membacanya dengan seksama dan menimbang-nimbang keputusanku.
“Bagaimana kau mau pergi ke bioskop denganku besok?”, tanya Seungho padaku yang tidak sabar ingin mendapat jawaban dariku.
“OK! Aku mau, kebetulan besok aku tidak ada rencana apa-apa”, jawabku yang disambut dengan senyuman ceria Seungho.
“Assa!, baiklah...! besok kutunggu didepan bioskop jam empat sore, ok?”.
“OK!”.
******
Aku mengenakan baju cardingan setengah lengan berwarna crem kemasan dengan dipadu bawahan rok wiru warna senada dan sepatu bermotif bunga di tambah dengan beberapa aksesoris yang menambah kesan girlyku. Aku menguncir rambutku seperti ekor kuda dan kurias wajahku dengan make-up natural yang membuatku semakin terlihat cantik.

Jam tanganku menunjukkan pukul 15.00  yang kurasa terlalu lama untuk menunggu di depan bioskop ini sendirian, aku memang sengaja datang lebih cepat untuk menghindari macet yang biasanya dimulai dari jam setengah empat sore karena dijam inilah karyawan disemua kantor pulang kerja dan kendaraan mereka membuat jalanan padat. Akhirnya aku memutuskan pergi ke toko buku di seberang jalan untuk menunggu sampai Seungho datang.

Aku sibuk memilih-milih novel yang kukira cukup bagus untukku, dan pilihanku jatuh pada novel berjudulkan Stand by Me yang covernya didesign cukup menarik dengan karikatur yang amat imut dan lucu. Belum sempat tanganku mengambilnya, novel itu sudah lebih dulu diambil oleh seorang namja yang sangat kukenal.
“Taemin aaa.....?”.

-To Be Continued.........

ingat.... jangan lupe like ma commentxa.... okokoko?? XD

Tidak ada komentar:

Posting Komentar