Entri Populer

Sabtu, 25 Februari 2012

Koreanholicindo: FF: STILL WAIT YOU SAY (Chapter 7B) THE LAST CHAPTER

Koreanholicindo: FF: STILL WAIT YOU SAY (Chapter 7B) THE LAST CHAPTER

FF: STILL WAIT YOU SAY (Chapter 7B) THE LAST CHAPTER

STILL WAIT YOU SAY (Chapter 7B) THE LAST CHAPTER

Author: Rahma Fitri Al-Hakiim
Pict by: @rahmafitrialhakiim
Genre: Romance
Cast:
-Lee Jieun (IU)
-Lee Taemin (SHINEE)
-Yoo Seungho
-Suzy (Bae Suji miss a)
Annyeong Semuanya....!! ^o^
HORE! HORE! akhirnya sampai juga ke yang terakhir...... XD
Setelah perjalanan panjang akhirnya aku bisa juga' namatin ni ff kekekek :-P *Author alay =_=
Ya udah langsung ajah CEKIDOT! ^^
NB: Jangan lupa LIKE and COMMENTNYA yak...! ^_^

Happy readers...^^

“Yoboseo, Taemin-ah ada yang harus kubicarakan padamu sekarang, kutunggu kau di tepi sungai Han”, ucap Seungho padaku di telepon genggamnya.
Aku segera menemuinya di tepi sungai Han, dan kulihat sosoknya sudah berada di sana, aku pun segera menghampirinya.
“Hei Seungho-shi cepat apa yang ingin kau bicarakan padaku, aku tak punya banyak waktu untuk menemanimu di sini…”, aku menegurnya santai tapi malah pukulan keras yang ku terima darinya.
BHUAG!!!
“Ya! Apa yang kau lakukan hah?!”, bentakku penuh amarah tapi Seungho membalasnya lagi dengan tinjuan kerasnya yang membuatku jatuh tersungkur.
“Itu untuk Jieun….”, ucap Seungho datar dan menatapku tajam.
“Mwo? Berhenti mencampuri urusanku Seungho-shi!”, kataku yang dengan cepat bangkit dan membalas pukulan Seungho.
“Ya itu memang bukan urusanku!, tapi aku tak sanggup melihat Jieun meneteskan air mata lebih banyak lagi untukmu!”. Amarah Seungho memuncak pukulanya pun kembali ia layangkan ke wajahku hingga aku kembali tersungkur.
“Apa kau ingin terus membohongi perasaanmu hah!”, serunya kembali dan Seungho pun menindih tubuhku dan kembali melayangkan tinju bertubi-tubi yang membuatku tak bisa membalasnya.
“Lalu apa yang harus ku lakukan! Aku tak mungkin meninggalkan Suzy yang telah menyelamatkan hidupku!”, sahutku berteriak penuh amarah.
“Jadi kau akan mencampakkan Jieun hah! Brengsek kau Taemin-ah!”, jawab Seungho dengan tatapan tajam padaku dan kembali memukulku keras. Dan aku berusaha membalikkan posisi ku dan balik menindih Seungho dengan keras aku membalas pukulanya.
“Apa kau pikir aku mau mencampakkannya! Aku sangat mencintainya! Tapi tak ada yang bisa aku lakukan!, Seungho-shi mengertilah aku juga sangat menderita dengan situasi seperti ini!”, seruku dengan nada membentak dan akupun kembali memukul wajahnya keras. Kami pun saling membalas memukul hingga kami hampir mati kelelahan.
Baju kami lusuh dan kotor, wajah kami di penuhi luka dan lebam di mana-mana. Kami sangat lelah setelah tiga jam terus berkelahi, aku dan Seungho merebahkan tubuh di tepian sungai Han. Kami menatap langit malam dengan wajah sendu.
“Miane…..aku memukulmu terlalu keras Taemin-ah…”, ucapnya pelan.
“Ne, aku juga minta maaf padamu….”, jawabku datar dengan keringat yang mulai bercucuran.
“Apa kau benar akan pergi ke Jepang bersama Suzy dan meninggalkan Jieun sendirian?”, tanyanya pilu.
“Ne, aku akan ikut Suzy pergi ke Jepang, Jieun tidak akan sendirian selagi kau masih berada di sampingnya….”, jelasku pada Seungho.
“Apa maksudmu?”.
“Tolong jaga Jieun untukku….”
“Mwo? Aku tidak mau! Kau yang harus menjaganya sendiri!”, sahut Seungho yang seketika bangkit dan menatapku tajam.
“Jebbal Seungho-shi tolong aku”, ucapku memohon.
“Baik jika itu yang kau inginkan, jangan menyesali keputusan bodohmu itu”, jawabnya ketus yang kemudian pergi meninggalkanku.
*************
Hari ini hari keberangkatan Taemin dan Suzy ke Jepang, sejak hari kepulanganku dari pulau Jeju aku terus mengurung diriku di kamar. Tak terhitung jumlahnya sms dan panggilan tak terjawab dari Seungho.
“Jieun-ah keluarlah ada temanmu yang datang”, terdengar suara ketukan pintu dari Eomma ku.
“Ne…..”, jawabku lemas dan melangkahkan kakiku malas menuju ruang tamu.
Mataku membulat melihat Seungho duduk di sofa ruang tamu rumahku. Ia tersenyum ramah padaku terlihat barisan giginya yang rapi, aku pun duduk di hadapanya.
“Aku tak akan ikut denganmu ke bandara, pergilah sendiri Seungho-shi”, ucapku datar dan perlahan berjalan meninggalkanya.
“Apa tidak ada lagi yang mau kau ucapkan untuk terakhir kalinya pada Taemin?”, ucapnya yang sejenak membuat langkahku terhenti.
“Ini kesempatan terakhirmu untuk bertemu dengan Taemin….”, kata Seungho pelan tapi aku tak memperdulikan kata-katanya dan pergi meninggalkanya sendiri.
Aku kembali meringkuk dalam kamarku yang sunyi dengan tatapan kosong, percuma saja jika aku menemuinya dia akan tetap pergi meninggalkanku. Terdengar suara handphoneku berbunyi, dan ku tekan tombol hijau untuk menerimanya.
“Yoboseo?”
“Jangan menyesali keputusanmu Jieun-ah pergilah menemuinya untuk yang terakhir kali”, terdengar suara Seungho dari sebrang.
“Taemin akan berangkat pukul satu siang ini, cepat datang menemuinya sebelum terlambat”, lanjutnya lagi.
“Aku sudah tak peduli padanya….”, jawabku datar dan segera menutup telepon dari Seungho.
Aku kembali meringkuk di dalam kamarku dengan pikiran yang sudah tak karuan, masih terngiang ucapan Seungho di telingaku, “Apa tidak ada lagi yang mau kau ucapkan untuk terakhir kalinya?”.
Taemin akan berangkat pukul satu siang ini, dengan cepat ku lihat jam di meja nakasku. Aku pun membelalakkan mataku terkejut melihat jam sudah menunjukkan pukul dua belas siang. Segera kuambil jaket dan dompetku dan pergi menuju bandara Incheon, dan sialnya kenapa terjadi macet di saat-saat genting seperti ini?. Perjalanan masih cukup jauh dari sini, jam di tanganku sudah menunjukkan pukul setengah satu, aku yang tidak tahan melihat kemacetan ini memutuskan untuk berlari dari sini. Aku mencoba berlari sekuat tenaga sambil sesekali melihat jam di tanganku.
Dengan nafas yang terengah-engah akhirnya aku tiba di bandara Incheon, mataku segera berkeliling mencari sosok Taemin. Langkahku cepat mencoba menemukan Taemin di tengah lautan manusia. Akhirnya mataku menemukan sesosok Seungho dan dengan langkah cepat aku berjalan ke arahnya.
“Seungho-shi mana Taemin? Dia belum berangkat kan?”, tanyaku dengan nafas memburu. Seungho menatapku sendu.
“Dia sudah berangkat lima menit yang lalu, kau terlambat Jieun-ah…..”, jawabnya lirih sambil menepuk*pundakku mencoba menenangkanku.
“Andwe! Tak mungkin! Aku tak mungkin terlambat menemuinya!....”, aku menepis tangan Seungho yang menepuk pundakku dan kembali mencari Taemin. Aku tak percaya Taemin kembali meninggalkanku sendiri. Dengan air mata yang deras mengalir aku berlari mencari Taemin.
************
“Ayo Taemin-ah kita harus segera naik pesawat…”, ucap Suzy dengan tangan yang merangkul lengan Taemin.
“Emm iya aku tahu…”, ucap Taemin pada Suzy dengan mata yang masih mencari-cari sosok Jieun berharap ia akan datang untuk bertemu terakhir kalinya.
“OK, ku harap perjalanan kalian menyenangkan. Jangan lupa untuk menghubungiku sesampainya kalian di Jepang”, kata Seungho yang ikut mengantarkan kepergian Taemin dan Suzy.
“Em, iya aku akan menghubugimu sesampainya kami di Jepang. Gomaweo Seungho-shi”, ucap Suzy yang kemudian memberikan pelukan singkat pada Seungho sebagai salam perpisahan.
Taemin berjalan mendekati Seungho, didekatkan bibirnya ke telinga Seungho membisikkan sesuatu, “Jaga Jieun baik-baik….”. Seungho pun menganggukkan kepalanya tanda mengerti.
“Selamat tinggal Seungho-shi aku harap kita dapat bertemu lagi…”, kata Suzy setengah berteriak sambil melambaikan tanganya pada Seungho. Seungho pun membalasnya dengan senyuman manis melihat sosok Taemin dan Suzy yang semakin menjauh.
Tiba tepat di pintu keberangkatan Suzy menghentikan langkahnya yang sontak membuat langkah Taemin juga terhenti.
“Waeyo Suzy-ah? Ayo segera masuk, pesawatnya akan segera berangkat…”, tanya Taemin bingung melihat tingkah Suzy.
“Aniya Taemin-ah, hanya aku yang akan berangkat ke Jepang…”, ucap Suzy datar yang membuat Taemin terkejut.
“Mwo? Apa maksudmu?”, tanya Taemin kembali.
“Apakah kau sungguh menyukaiku Taemin-ah?”, Suzy balik bertanya kepada Taemin, tapi Taemin hanya bisa membisu.
“Cepat katakanlah padaku Taemin-ah jawab aku dengan tegas…”, ucap Suzy memohon kepada Taemin.
“Miane Suzy-ah, sebenarnya aku tidak pernah menyukaimu”, jawab Taemin dengan kepala tertunduk.
“Sudah kukira jawabanmu akan seperti itu…..”.
“Maafkan aku Suzy-ah…”
“Cepat susulah Jieun dia pasti saat ini sedang menantimu….”, ucap Suzy dengan air mata yang mulai mengalir.
“Ani, aku akan ikut bersamamu..”, jawab Taemin menatap Suzy pilu.
“Sampai kapan kau akan terus menyiksa perasaanmu Taemin-ah! Jangan menatap kasihan padaku itu akan membuatku semakin terlihat buruk…. Cepat! Jieun sudah menunggumu untuk waktu yang lama. Segeralah pergi sebelum aku berubah pikiran….”, ucap Suzy sambil menyeka air matanya yang disambut dengan pelukan Taemin membuat Suzy hanya bisa mengerjap-ngerjapkan matanya terkejut.
“Cheongmal gomaweo Suzy-ah…..!”, ujar Taemin yang kemudian melepaskan pelukanya dan pergi berlari meninggalkan Suzy.
***********
Rasanya kakiku hampir patah setelah berlari mencari Taemin mengelilingi bandara yang sangat luas ini. Mataku masih saja terus mencari sosok Taemin dan tak terasa air mataku mulai mengalir di pipi lembutku. Seandainya aku sedikit lebih cepat setidaknya aku bisa melihatnya untuk yang terakhir kali. Kemudian terdengar suara yang sangat ku kenal memanggilku dari kejauhan. Aku mencari asal suara itu dan betapa terkejutnya melihat Taemin berdiri menatapku dari kejauhan. Mata kami saling menatap, kira-kira terbentang jarak sepuluh meter diantara kami. Perlahan kami mulai berjalan cepat dan semakin cepat hingga akhirnya hanya ada sedikit jarak diantara kami. Kemudian Taemin memelukku erat hingga membuat nafasku sedikit sesak.
“Ya Baboya!”, ucapku yang tengah terisak.
“Miane Jieun-ah… cheongmal miane…..”, jawabnya lirih di telingaku dan ia semakin mengeratkan pelukanya padaku.
“Napeun namja!”, umpatku sambil memukul dada Taemin dan Taemin pun melepaskan pelukanya.
“Maaf telah membuatmu menunggu terlalu lama untukku……”, ujar Taemin yang kini menatapku intens dan aku pun membalas tatapannya yang selalu membuat jatungku berdegup kencang.
“SARANGHAE…..Jieun-ah….”, kata Taemin yang membuat tubuhku bergetar dan perlahan ia mendekatkan wajahnya ke wajahku dan menatapku lembut.
“Nado Saranghae Taemin-ah…”, ucapku lirih yang kemudian memejamkan mataku.
Terasa hangat ketika kedua tangan Taemin menyentuh pipiku, bisa kurasakan desir nafasnya di wajahku. Jantungku berdegup tak karuan ketika jarak wajah kami semakin dekat, dan bisa kuraskan manis ketika bibirnya menyentuh bibirku. Aku tak peduli lagi dengan tatapan orang-orang yang memperhatikan kami. Setelah dua puluh detik Taemin melepaskan ciumanya dan menatapku dengan senyumnya yang selalu membuatku meleleh. Kami hanya bisa saling menatap malu dengan wajah yang mulai merona ketika sadar banyak sekali orang yang sedang mengerumuni kami.
“Ayo segera pergi dari sini! Kita akan melanjutkanya di tempat yang lebih nyaman….”, ucap Taemin yang dengan cepat meraih tanganku dan mengajakku berlari dari kerumunan orang-orang yang sedari tadi memperhatikan kami.
“Mwo? Melanjutkanya? YA! Dasar Taemin mesum! Maniak ciuman!”, pekikku yang terkejut mendengar kalimat terakhir Taemin. Ia hanya bisa tersenyum nakal melihat ekspresiku yang lucu.
“Kali ini aku tak akan membiarkanmu pergi dariku Taemin-ah!”, ucapku dalam hati.

[END]