Entri Populer

Kamis, 11 Agustus 2011

FF: STILL WAIT YOU SAY (Chapter 1)


Annyeong Chinggu-chingguku.....!! XDI
ni ff pertama aku..., jdi mohon maklum yaaa kalau aku masih amatiran.... heheeh :-P
Tolong dibaca ya.... n jangan lupa buat like ma commentnya..... okih??

Happy readers..... :-D

STILL WAIT YOU SAY

cats:
-Lee Jieun (IU)
-Lee Taemin (SHINEE)
-Yoo Seungho
-Suzy (Bae Suji miss a)

 Mataku nanar melihat kenyataan di hadapanku.
“Oppa ayo pulang......”, kata Suzy manja sambil merangkul lengan taemin.
“Suzy aaa...., bisakah kau keluar? Aku ingin bicara dengan temanku, berdua saja....”, tegas Taemin yang berhasil membuat Suzy keluar dengan bibir manyun sambil menghentak-hentakkan kakinya dengan jengkel.
            Taemin menatapku serius, “Jieun aaa.....”, belum sempat Taemin melanjutkan kata-katanya sudah berhasil kupotong dengan kata-kataku.
“Gemanhe Taemin aaa......, aku yang bodoh mengira kau juga menyukaiku.....”, air mataku mulai turun menyusuri pipiku yang lembut.
“Jieun aaa.. dengarkan aku dulu.....”, pinta Taemin dengan tatapanya yang mulanya serius skarang menjadi lembut dan berkaca-kaca.
“Aku tak perlu mendengar apapun darimu...., semua sudah jelas dimataku.... Ini membuatku sadar bahwa penantianku selama dua tahun ini hanyalah sia-sia”, aku tak kuasa lagi membendung air mata ini yang mulai deras mengalir membasahi pipiku. Aku yang terisak kemudian lari meninggalkan Taemin dengan raut wajah yang bingung.
FLASH BACK 2 YEARS AGO.
Aku berlari mengejar Taemin yang akan memasuki pesawat menuju ke Negeri Sakura. Dengan berlari sekuat tenaga aku berhasil menarik lengan Taemin menjauhi pintu masuk pesawat, dan membuat tubunya berhadapan denganku.
“Jieun aa! Apa yang kau lakukan.....!!”, Taemin yang seketika kaget aku menarik lenganya dengan tiba-tiba dan terlihat jelas di wajahnya yang mulai naik darah, kemudian luluh dengan tatapan mataku yang seolah-olah mengatakan jangan pergi.....
            Aku segera memeluk Taemin ketika amarahnya mulai mereda. Aku tak ingin melepaskanya pergi meninggalkanku tanpa kepastian. Aku menangis di dalam pelukanya sambil memukul-mukul dada Taemin yang bidang.
“Mianhe Jieun aa..... aku harus pergi....”, Taemin memohon padaku agar aku mau melepaskan pelukanku.
“Apa sekarang kau tidak ingin mengatakanya? Beri aku kepastian Taemin aaa....”, aku merengek padanya sambil terisak. Tapi Taemin hanya bisa membisu.
Pada akhirnya aku menyerah melihat Taemin tetap memilih tak berbicara sepatah katapun padaku. Dan perlahan aku melepaskan pelukanku yang mungkin membuatnya cukup sesak nafas.
“Baiklah Taemin aaa..., jika dalam waktu dua tahun ini cukup memberimu keberanian untuk menyatakan perasaanmu padaku, aku akan menunggumu hingga tiba waktunya....”, aku menatap mata Taemin tajam  mencoba mengingat tatapan mata Taemin dalam benakku.
Taemin yang masih saja membisu kemudian mendekatiku dan mengusap air mataku dengan jari-jari tanganya yang kuat. Perlahan Taemin mendekatkan wajahnya yang rupawan ke wajahku hingga hanya berjarak satu mili dan kemudian bibirnya meraih bibirku yang tipis. Dengan lembut Taemin mengecup bibirku yang membuat mataku terpejam dalam beberapa detik. ***
Taemin melepaskan ciumanya dan menatapku penuh arti........, yang kemudian pergi meninggalkanku dan membiarkanku melihat punggungnya kian menjauh.
2 years Later
            Hari ini mungkin akan jadi hari yang terindah dalam hidupku, karena hari ini adalah hari dimana aku tak perlu menantinya lagi. Yap! Hari ini adalah hari kepulangan Taemin dari Jepang...!. Tak bisa kutahan kebahagianku akan bertemu kembali dengan Taemin. Aku tak henti-hentinya bersenandung kecil selama perjalananku ke tempat dua tahunku menimba ilmu Chungdam High School. Karena appa Taemin dipindah tugaskan  ke Jepang selama dua tahun, Taemin yang mau tidak mau harus ikut pergi ke Jepang, hanya bisa pasrah dengan keputusan perusahaan appanya. Appa Taemin adalah menejer director di sebuah perusahaan konstruksi terkemuka di Seoul yang ditugaskan selama dua tahun di Jepang untuk mengawasi jalanya proyek pembangunan apartemen mewah yang merupakan investasi terbesar perusahaan.
            Aku sudah menyiapkan bekal makan siang yang akan kumakan bersama Taemin nanti, aku tidak bisa membayangkan kami berkumpul lagi, seperti dua tahun yang lalu dibawah pohon yang rindang tertawa bersama-sama.
Seperti yang kuduga Taemin sudah kembali kesekolah, aku bisa melihat punggungnya dari kejauhan melangkah masuk ke kelas kami. Kelas kami sangat ramai dan bising yang menyambut datangnya Taemin ke sekolah. Taemin langsung saja menjadi pusat perhatian seiisi kelas yang tak memberiku kesempatan untuk menyapanya. Sepanjang hari Taemin selalu dikerubuti  teman-teman sekelas yang ingin mendengarkan pengalaman hidup Taemin selama berada di Jepang memaksaku untuk memakan bekal makan siangku sendirian dan menyapa Taemin sepulang sekolah saja.
            Sial! Kenapasih dengan Kim songsemnim yang tiba-tiba menyuruhku membuat laporan kegiatan osis selama bulan Juli!!?. Tapi aku hanya bisa maklum karena aku adalah sekertaris utama osis yang sebentar lagi akan pensiun bersiap untuk ujian akhir sekolah. Jika begini jadinya aku tidak mau jadi sekertaris utama osis!. Aku segera berlari sekencang mungkin menuju ke kelasku setelah selesai membuat laporan dan membuat wajah Kim songsemnim berseri-seri. Aku berharap Taemin masih ada di dalam kelas karena bel pulang sekolah telah berdering duapuluh menit yang lalu.
            Sesampainya dikelas aku langsung menyambar tasku yang kuletakkan di atas mejaku, aku memandang seiisi kelas dan mendapati Taemin tertidur pulas dibangkunya. Sepertinya Taemin belum mengubah kebiasaan buruknya yang selalu tertidur pada jam-jam pelajaran terakhir dan terbangun saat sekolah sudah gelap gulita. Karena kebiasaan buruknya itu aku sering direpotkan olehnya untuk membangunkanya yang bila sudah tertidur seperti orang mati........ Aku tertawa kecil mengingatnya dan kemudian aku melepaskan jas seragamku untuk menyelimutinya.
Belum sempat aku memalingkan tubuhku...., Taemin tiba-tiba dengan kuatnya menarik tanganku dan membuatku berpaling lagi kearahnya. Taemin menatapku dengan mata sayu yang masih menyisakan kantuknya...., “Jieun aa ada yang inginku bicarakan denganmu.....”. Jantungku berdetak cepat, pipiku memerah. Aku tak berani menatap mata sayunya yang selama ini selalu kurindukan.

            Tak menerima respon dariku, Taemin kemudian menengadahkan wajahku yang menunduk dengan jemarinya mencoba membuat mataku agar mau menatap matanya.
“Ne.. Taemin aaa, juga ada yang ingin kubicarakan denganmu”, aku ingin bertanya apakah Taemin sudah menemukan jawabanya atas hatiku?, tapi kuurungkan niatku ketika melihat seorang gadis cantik dengan rambut panjang nan indah menghampiri Taemin. Siapa gadis ini? Pikirku dalam hati.
“Chagiya... kenapa kau masih disini? Aku sudah lama menunggumu diluar gerbang...”, dengan wajah yang memelas dan tingkanya yang membuatku mual. Taemin hanya diam dan berganti menatap gadis itu dengan ogah.
            Apa-apaan gadis ini?! Chagi? Memang siapa dia memanggil Taemin dengan sebutan Chagi??. Aku benar-benar di buat kesal oleh gadis ini yang bertingkah layaknya kekasih Taemin. Aku memandangya sinis, dan rupanya dia menyadari tatapanku yang ingin memakanya hidup-hidup. Dia menoleh cepat kearahku dengan senyuman yang amat manis. “Chagiya... siapa dia? temanmu?”, gadis ini kembali memalingkan wajahnya pada Taemin dengan raut wajah penuh tanda tanya.
            Aku berharap Taemin akan memberikan jawaban yang kunanti....., “dia adalah orang yang kusukai.....”, tapi dalam kenyataanya Taemin hanya mengatakan bahwa aku hanyalah temanya.
“Dia temanku dekatku...”, Taemin menjawab dengan lugas. Aku yang kecewa dengan jawaban Taemin tertunduk lesu menyadari bahwa tak ada ikatan yang mengikat kami kecuali hanya sebagai teman dekat.
“Omo! Jadi dia temanmu Chagi..?, wah kebetulan sekali... karena kau adalah temanya Taemin oppa maka kau temanku juga...., maukan kamu menjadi temanku??”, dengan wajah yang kegirangan dan lagaknya yang ingin membuatku muntah di atas kepalanya..., gadis ini kemudian mengulurkan tanganya padaku. Aku hanya tersenyum pahit dan menerima uluran tanganya yang ingin mengajakku berjabat tangan.   
“Ne.....”, berat suaraku menjawab ajakkanya yang ingin berteman denganku.
“Assa!, kenalkan namaku Bae Suzy...., aku bersekolah di Daeyoung High School yang tak jauh dari sini...”, celotehnya dengan senyumnya yang amat cantik.
“Ohh arayo....., nan Lee Jieun imnida...., tapi apa sebenarnya hubungan kalian??”.

To Be Continued.......

-Jngan lupa buat like n comment yaaa.....


Tidak ada komentar:

Posting Komentar